Gurindam dan irama Tidak lagi ku hiraukan Setelah api cinta terpadam Apa yang tinggal kini Hanya sisa kesal kelmarin Menjadi simfoni mendayu Pada setiap malam minggu
Setahun sudah berlalu Februari muncul kembali Dengan kehangatan semalam Tanpa ku sedari Ku petik mawar merah Ku tulis sekuntum puisi Tapi sayang pada siapa kan ku beri
Kesepian memaksa Ku lihat wajah di cermin Terpandang aprut di muka ku Bekas cinta yang lama Apakah tidakkan hilang Kesan cinta yang terus mendatang Bermain di jiwa ini
Gementar tanganku ini tak sanggup ku menulis lagi untuk membalas warkah yang sekejam itu yang tidak terduga oleh sesiapa pun jua haruskah aku miliki hati sekeras waja untuk meyakinkan diri bahwa kau pasti kembali didalam saat begini ingin aku mencuba lagi tapi tak mampu membibit walau sekumtum puisi hanya sebuah noktah bagi cinta ini
dalam kerinduan yang memuncak menggunung lalu berlinangan airmata menahan perasaan digoda khayalan
dalam kerinduan yang memuncak menjauh tak ku sedar cinta kita telah hampir pudar tiada penghujungnya
* lalu aku bayangkan wajahmu di dalam sepi betapa syahdu pertemuan indah pula senyuman kulihat mawar merah segar di jejari manismu tapi mekar hanya seketika lalu ia kering layu
ku kira mentari kan bersinar ku kira malam seribu bulan rupanya hujan di tengah hari membasahi seluruh tubuhku
di kamarku yang telah sepi tubuhmu kaku dan membisu air mataku bercucuran menjadi saksi kesedihan
datanglah jeritan meronta-ronta di jiwa tak dapat aku mengawal kesedihan
datanglah seribu kenangan bermain di depan mataku gurau senda ketika hidupmu tapi kini aku sendiri langit yang cerah jadi gelap hati yang tenang jadi panas
tak ku tahu kemanakah akan ku bawa hati ini di kamarku yang telah sepi datanglah jeritan meronta-ronta di jiwa
tak dapat aku mengawal kesedihan datanglah seribu kenangan bermain di depan mataku gurau senda ketika hidupmu tapi kini aku sendiri
Dari bicaramu kurasa, penuh nada dan irama, lalu cahaya berubah kebiruan, tersusun secantik haluan.
madah dan puisi digubah, hanya buatmu yang terindah, lalu sanggup aku hamparkan, satu cinta, satu jiwa, sedangkan ianya berbeza,
tanda silam,erti sebuah keinginan, saat aku bukan pilihan, saat cintamu satu sandiwara, kau berdusta,
puas ditangisi, bila hati dilukai, puas kau hancurkan segala impian kasih, kini bagai kelemasan, karam ditengah lautan, sementara ku dihimpit oleh berjuta penyesalan.
sekiranya ku tahu kau cinta pada ku ku simpan kasih mu ke dalam hati
sekiranya ku tahu kau puja diri ku takkan ku hampakan hasrat di hati mu
sekiranya ku tahu kau rindu pada aku kan ku sambut tangan mu ke taman bahagia
sekiranya ku tahu kau sanjung diriku takkan ku lupa kan budi mu pada ku
bertahun berpisah rindu ku membara ku sangka kau pergi mencari pengganti sinaran mata mu mendamba sukma ku hanyalah wajah mu didalam mimpi ku sinaran rembulan menyinari malam malam yang menunggu kehadiran mu
kini kau telah pulang membawa harapan paduan asmara bersemi akhirnya....
Sekuntum mawar merah sebuah puisi Untuk gadis pilihan oh.. di bulan Februari Mulanya cinta bersemi dan kehadiran Ribuan mimpi-mimpi oh di bulan Februari
Kemesraanmu dan cintaku Berlagu dalam irama nan syahdu Tapi mengapa hanya sementara Cinta yang menyala padam tiba-tiba
1 Terkenang kembali lagu cinta lama Kisah mawar merah berduri Menusuk di hati Haruskah ku ulangi
Apakah dosaku dan apakah salahku Sering gagal dalam bercinta Mengapa cinta hanya sementara Api yang menyala padam tiba-tiba
( ulang dari 1 )
Sekuntum mawar merah sebuah puisi Di bulan Februari
Andainya aku pergi dulu sebelummu Janganlah kau bersedih hati Andainya aku tiada lagi di sisimu Janganlah kau memencil diri Bayangkanlah masa-masa bahagia Semasa engkau dan aku Bermesra di langit biru Di waktu kasih berpadu
Andainya engkau pergi dulu sebelumku Mestikah aku hidup melara Andainya engkau tiada lagi di sisiku Mestikah aku kecewa
Ku percaya kau selalu di sisiku Walaupun jasadmu tiada Walau di mana kau berada Kasihku takkan berubah
Di pohon cemara ku ukirkan kata cinta Bulan tersenyum dan bersinar Berguguran daun jatuh lembut ke rambutmu Meraikan suasana indah Di sini ku berjanji disaksi rembulan Andainya ku pergi dulu Jikalau ku pergi dulu Ku nantimu di pintu syurga
Ke manakah pergi cahaya wajahmu Cahaya wajahmu Senyumanmu sayang tak seperti dulu Oh senyumanmu Mengapakah kini ada kesangsian Di hatiku yang lama rindu Senangnya kau kata aku yang berubah Tiada setia
Cubalah kau baca isi hatiku Isi hatiku Kau kan tahu betapa aku cinta Ku cinta padamu Tapi jika engkau tiada perasaan Atau memangnya kau sengaja Takkan lagi aku memaksa dirimu Tinggallah kasih ku
Tiap yang mula akan berakhir Tiada ku takut akan cubaan
Mungkinkah ini cara kau menduga Kesetiaanku Kalau betul apa yang ku sangkakan Maafkan daku Marilah kekasih dekatlah padaku Kunyanyikan senandung rindu Tiada lain yang dapat kuberikan Hanyalah kasihku
Tiap yang mula akan berakhir Tiada ku takut akan cubaan (fade)
( 1 ) Penat berjalan di tengah kota Mencari teman bukannya mudah Kalau tak tahu cara bertanya Kau akan tenggelam
( 2 ) Dibawa arus kesibukan kota Yang tiada henti dari perubahan Hidup ini penuh cabaran Moga dapat bertahan
Solo: ( 3 ) Kita manusia tiada berkuasa Untuk menghalang dunia berputar Hanya usaha untuk sejahtera Kita harus mencuba
( korus ) Memang sengsara jika hidup sendiri Bagaikan hidup tanpa matahari Oleh dari itu jangan keterlaluan Pentingkan diri sendiri nanti kau dipulaukan
Mula teman biasa Kita berkenalan mesra Lantas mengajak kita Mengenali erti cinta
Kita bergurau senda Madah pantun seloka Pastinya tida ranjau Bisa menghalangnya
Bukan kehendak siapa Juga bukan terpaksa Tetapi cinta itu Datangnya tanpa dipinta
Terbang kita sejoli Ke puncak awan yang tinggi Semarak sumpah setia Tak mungkin dinodai
Senyumlah kasih Datang padaku Kita bina sebuah rindu Biar berkocak air di kali Namun kita menghalangnya Aduhai kekasih engkaulah ratuku Kau telah terpilih dalam beribu
Tapi kini tinggalah kenangan Engkau pergi membawa diri Tinggallah aku tiada keruan Menggenggam bara api
Journey Through The Skies
-
Journey is an experience
Boarding the plane with excitement
Warm smiles from the crews
Appreciating the ambience
Making oneself comfortable…
The pilot an...
DAni @ The Rock - Kamu-Kamulah Surgaku
-
klik tajuk lagu untuk MP3
*The Rock Feat Ahmad Dhani - Kamu-Kamulah Surgaku*
Tahukah kamu kuciumimu
Di saat terlelap
Tahukah kamu kudekap kamu
Saat kamu b...